Jalan-jalan sambil Sembahyang Ke Pura lempuyang

Di hari yang suci penuh dengan kesibukan para umat menghatur banten di paibon maupun di pura kahyangan, bau dupa yang harum dari sanggah seakan membawa aroma terapi ketenangan untuk memuja Beliau memohon keselamatan dan diberikan jalan yang benar,..di hari itu adalah hari perayaan kuningan, dimana saya sedang bersiap-siap untuk melakukan perjalan suci sambil rekreasi ke Pura Kahyangan Luhur Lempuyang bersama teman-teman seadanya yaitu Tahyul, Jack, Gus manuaba sering kami panggil Gus Semi,Gus Wira dan Gung de bagero begitu kami panggil. Jam 10.00 Witha kami berkumpul dilapangan Wibhisana desa Siangan, Gianyar akan segera brangkat menuju tempat yang sangat religius bagi masyarakat Bali yaitu Pura Lempuyang, kamipun masuk satu persatu ke mobil avansa yang di rencar oleh Tahyul, Tahyul sebagai pegang kemudi langsung menancap gas, tapi kami sadar ada yang kurang dan hilang dari kami...????? Ya ternyata Gus Wira belum datang mungkin lagi sembahyang di Mrajan, untung kami belum lewat dan kami menunggu di depan rumahnya. Dan akhirnya Gus Wira datang semua meneriakinya karena seperti lagu VIERA (terlalu lama), dan pesertapun sudah lengkap Pak kadek Tahyul pun menancap gas, di dalam mobil kami sambil bercanda sekali-kali mendiskusikan jalan ke Pura Lempuyang, maklum semuanya tidak ada yang tau,..tapi kami punya solusi canggih dan muktahir yaitu tanya di jalan saja. Perjalanan di saat itu sangatlah panas walau di dalam mobil, tapi panasnya itu di hilangan karena riak canda kami semua, di saat menuju Pura Lempuyang yaitu di perbatasan Klungkung dan Karangasem kami kaget karena ada orang yang marah-marah mengendarai sepeda motor ke kami, kami tak tahu menau mengapa Bapak itu marah...??? Eh ternyata si Tahyul menyrempet Bapak itu hampir saja bapak itu jatuh...jadi pantaslah bapak itu marah...kami hanya tersenyum tapi bukan tersenyum bijak kami tersenyum karena itu lucu. Selang beberapa waktu tibalah kami di Kota Karangasem (Amlapura) dan kami terus menuju utara...dan di utara RSUD Amlapura kami mau bertanya kepada warga, Tahyulpun menginjak Rem, dan berhenti di depan sebuah warung, pada saat itu Gus wira turun dan menanyakan jalan menuju ke pura lempuyang dan wargapun memberitahu secara sopan khas orang Bali,..dan kami beranjak dari tempat itu dan menyusuri jalan yang sudah di berikan warga, ternyata Gus Wira kurang jelas mendengarkankan warga ternyata kami salah mengambil jalan dan kami pun harus balik lagi,...dan lagi-lagi gus Wira kami teriaki karena membuat onar, tapi itu hanya canda menghilangkan kelelahan di perjalanan,..di perjalan saya menikmati perjalanan di kanan kiri masih asri, Pohon Rambutan yang berbuah banyak membuat pikiran kami pingin memetiknya dan udara mulai terasa dingin....menambah semangat kami karena kami tahu kami akan tiba,...singkat cerita tibalah kami di parkiran kami keluar dari mobil dan menghirup segarnya udara pegunungan sambil melepaskan kepenatan dalam perjalanan. Kami semua mempersiapkan alat persembahyan dan kami berjalan menuju Ke Pura Dasar Lempuyang, sebelum ke Pura Pucak Lempuyang umat di wajibkan sembahyang di pura Dasar ini, agar dalam perjalanan ke Puncak perjalan lancar sampai tujuan..dan tibalah kami di Pura Dasar, saya merasakan ketenangan batin setelah bearada di dalam Pura sungguh menabjubkan seakan ada vibrasi yang beda mengalir di sekujur tubuh. Tahyulpun mempersiapkan banten yang di Aturkan dan tidak lupa dengan sesarinya...kamipun duduk rapi bersila dan menikmati atmosfir kesucian pura, dan kami memanjatkan puja trisandya sebelum sembahyang,..singkat cerita kamipun selesai sembahyang dan Jero Mangku memerciki kami Tirta...di saat itu saya merasa kesegaran yang beda dan seperti suplemen menambah semangat untuk melanjutkan perjalanan ke Pura Telaga Mas, Kami pun pamit dari Pura Dasar, tidak lupa kami memungut sampah sisa sembahyang dan kami buang di tempat sampah yang sudah tersedia, serta kami melanjutkan perjalanan menuju Pura Telaga Mas,..dalam perjalan di kanan kiri kami di suguhkan pemandangan yang indah Luar biasa...kami melihat datara rendah yang terjuntai kepantai oh.....sungguh anugrah yang Mahakarya. Perjalanan menuju telaga mas sedikit menguras tenaga karena cukup jauh, untuk menghilangkan rasa lelah kami berjanda sambil berlari-lari photo-photo bersama...sampailah kami di Telaga Mas semuanya hening, wajah semua memerah, mulut hanya keluar gigi,..karena sangatlah lelah orang bali bilang 35 (ngangsur)...sejenak istirahat dan kembali mempersiapkan sarana sembahyang dan kami mulai sembahyang di telaga mas, sungguh keheningan sejati di depan kami ada air terjun yang air jernih...di kelilingi hutan hijau yang menaungi pura,...dan kami kaget ternyata ada Sun Gokong, banyak kera yang bergelayutan di pohon sangatlah indah...selesai sembahyang di Pura Telaga mas kami menuju Pura puncak....kami disambut oleh banyak pasukan kera...tapi kera di sana tidaklah jahil mereka seakan mempersilahkan kami..kami menaiki beribu-beribu anak tangga,...sangatlah melelahkan apalagi saya jarang olah raga sungguh menyiksa rasanya...untuk menghilangkan pikiran dan badan yang lelah kami lagi-lagi becanda dengan pemedek yang lain seakan kita kenal dan tak ada musuh semuanya bersikap ramah...sungguh indah kalau semuanya begini...sebelum Kepura Pucak kami Sembahyang lagi di Pura Pasar Agung setelah itu kami melanjutkan Ke Pura Puncak Lempuyang Energi Kami terisi kembali di perjalanan menuju puncak kami terasa perjalan diatas awan, di sekeliling kami hanya terlihat awan yang tebal sampai jarak pandang hanya beberapa meter....akhirnya kami tiba di Pura Puncak Luhur Lempuyang kelelahan di perjalan tak terasa lagi kami benar-benar kagum akan keindahan sekeliling sungguh suci, asri dan ajaib....
First